SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Selasa 9 November 2021, Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Bacaan: Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22

Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”(Yohanes 2:17)

Teringat masa sebelum pandemi, setelah usai misa biasanya kami sekeluarga menyempatkan beli makanan/camilan dari lapak di balai paroki, di mana penjual yang rata-rata sudah kami kenal biasanya sibuk melayani pembeli.

Suatu ketika di tengah perayaan misa, saya pergi ke toilet dan melewati lapak mereka. Saya merasa risau melihat mereka tetap melayani pembeli, tampak beberapa pria mengobrol dan bercanda sambil makan di depan lapak, anak-anak kecil beserta orang tuanya sibuk memilih camilan (mungkin anak-anak lapar atau rewel), juga babysitter yang membukakan makanan kecil sambil mengikuti anak majikannya. “Hellooo… ini misa masih belum selesai!” Suara hatiku meronta keluar. “Ah, lupakanlah…” pikirku menenangkan diri sambil berlalu dan melanjutkan ikut misa.

Bacaan hari ini membahas tentang tidak adanya sikap hormat dan cinta terhadap rumah Bapa di antara orang Yahudi. Injil Yohanes mencatat ingatan para murid Tuhan Yesus tentang Mazmur 69:10 “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yoh. 2:17). Saya menyadari para penjual tentunya berdagang dan mencari keuntungan, para pembeli mungkin merasa lapar karena belum sempat sarapan ketika berangkat ke misa, tetapi ketika semuanya bersama-sama dilakukan, maka hal ini akan mengalihkan pikiran kita dari Allah kepada kegiatan sehari-hari.

Bukankah Yesus berkata “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” (Mat. 26:40). Secara pribadi kita disadarkan bahwa kita sedang berada dalam rumah doa, di dalam gereja. Kita perlu jujur bahwa adakalanya sikap dan perbuatan kita bisa mencemarkan Rumah Allah. Terkadang ada yang makan sewaktu perayaan Ekaristi, kadang juga gereja berubah menjadi pasar, tempat ngobrol, main ponsel, tidur, dan lain sebagainya. Sikap-sikap inilah yang hendak dikoreksi oleh Tuhan Yesus.

Visualisasi negatif yang lain juga terwujud dengan menggunakan gereja untuk mencari keuntungan. Kita menggunakan kelompok-kelompok kategorial paroki untuk menjual produk pribadi kita. Kita ke gereja bukan untuk mencari Yesus, tetapi mencari teman bisnis, mencari jodoh, mencari sahabat, lalu lupa fokus kepada Yesus yang adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan kita menuju Allah Bapa.

Bacaan Injil di atas mengingatkan bahwa diri kita adalah Bait Allah. Betapa Dia menciptakan anda dan saya sangat baik adanya, bahkan secitra dengan-Nya. Patutlah untuk senantiasa menjaga martabat yang suci dan luhur, serta menghindari hal-hal yang merendahkan martabat dan badan kita.

Mari kita memperbarui orientasi dan kultur hidup. Kita mau menjaga diri agar Yesus jangan sampai meluapkan amarah-Nya kepada kita. Hari- hari ini mari terus berjuang sambil merenungkan kata-kata Yesus: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33)

Ad Maiorem Dei Gloriam (VMG)

×