Mensyukuri Kebaikan Tuhan

Renungan Rabu 14 November 2018

Bacaan: Tit. 3:1-7Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6Luk. 17:11-19

MENSYUKURI KEBAIKAN TUHAN

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (Luk. 17:15-16)

Bacaan Injil hari ini menceritakan bahwa sepuluh orang kusta yang disembuhkan, tetapi hanya satu yang kembali untuk berterima kasih kepada Yesus. Hanya satu orang yang menyadari kebaikan Tuhan.

Dan terhadap satu orang itu, Tuhan Yesus berkata “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau. (Luk. 17:19)

Sepuluh orang disembuhkan, tetapi hanya satu yang mendapat keselamatan. Ia diselamatkan oleh imannya, karena ia tidak melupakan kebaikan yang telah diterimanya dari Tuhan Yesus Kristus. 

Saya pernah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh “sembilan orang kusta” itu. Tahun 1990, saya mengalami kecelakaan lalu lintas. Saya luka-luka parah, dan saya diberi kesempatan untuk hidup. Namun saya tidak bersyukur atas kebaikan Tuhan. Saya marah dan bahkan saya berniat meninggalkan iman Katolik saya.

Akan tetapi Tuhan Yesus itu sungguh mengasihi hidup saya. Ketika “satu kaki” saya mulai melangkah meninggalkan Gereja Katolik, Dia mengirimkan almarhum ayah mertua saya untuk datang mengingatkan diri saya akan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup saya ketika hati saya tetap mengeras, tidak mau mensyukuri kebaikan-Nya, Dia menjamah hati bos besar pemilik perusahaan di mana saya bekerja yang menjadi seorang Kristen. Karena bos besar menjadi orang yang percaya kepada-Nya maka suasana hidup di perusahaan berubah. Dari hidup duniawi berubah dengan mengandalkan Tuhan Yesus untuk memimpin setiap langkah kehidupan perusahaan. Sedikit banyak saya terkena dampaknya, meskipun saya masih sulit melepaskan hidup duniawi yang penuh dosa.

Mungkin karena saya sulit untuk berubah, maka oleh karena kemurahan-Nya, Tuhan Yesus memindahkan saya ke Surabaya. Puji Tuhan, di kota ini, Dia terus menerus mengajak dan menarik saya untuk datang kepada-Nya untuk mengalami anugerah keselamatan-Nya. Singkat cerita, melalui Sentra Evangelisasi Pribadi (SEP), Dia memroses perubahan dan pertumbuhan hidup saya. Dia memberi kesempatan kepada saya untuk mengalami perjumpaan dan relasi dengan diri-Nya setiap hari, sehingga saya dapat mensyukuri semua kebaikan dan kasih-Nya kepada saya dan keluarga saya..

Meskipun awalnya saya seperti sembilan orang kusta itu, namun oleh karena kemurahan dan kasih-Nya, saya dapat diberi kesempatan untuk menyadari kebaikan Tuhan Yesus dalam hidup saya.

Bapa yang ada di dalam Surga, saya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada-Mu karena Engkau selalu memberi kesempatan kepadaku untuk menyadari kebaikan-Mu. Engkau mau menerima diriku apa adanya. Bahkan ketika diriku penuh dengan dosa, Engkau telah mengajak dan menarik diriku untuk mau datang mendekat kepada-Mu agar aku dapat memperoleh karunia keselamatan-Mu. Bimbing dan ajar terus diriku ya Bapa, agar aku dapat membagikan pengalaman akan kebaikan-Mu ini kepada banyak orang, terutama mereka yang berada di dekat kehidupanku, terlebih kepada mereka yang saat sedang terluka hatinya. Amin. (SET)

Share This :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
×