Negara Impian Si Godot

Renungan Kamis 17 Agustus 2017, Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Bacaan: Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21

“NEGARA IMPIAN SI GODOT”

Pagi hari ini cerah ceria dan penuh kemegahan. Di mana-mana merah putih menari gemulai mengiringi tiupan angin musim kemarau.

Selesai upacara di halaman sekolah, si Godot duduk di bawah pohon trembesi sambil merenung. (Dari tahun ke tahun renungannya selalu sama). Di tangannya terbuka sebuah Kitab Suci, yang selalu dibawa dalam tas sekolahnya.

Aku bisa membayangkan betapa gembiranya rakyat Indonesia ketika Bapak Sukarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus, 72 tahun silam. Merdeka (dalam konteks perayaan hari ini) berarti bebas dari perhambaan, bebas dari penjajahan. Pastilah setiap orang menginginkan agar bisa mengalami keadaan yang demikian. 

Setelah 72 tahun berlalu, aku mau mengambil waktu mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta untuk mengenang dan menghormati para Pahlawan yang telah menghantarkan Indonesia menjadi bangsa merdeka. Mengheningkan cipta untuk merenungkan gambaran negara dan bangsa yang kuimpikan.

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:21)

Yesus menjawab demikian kepada orang-orang Farisi yang mencobai-Nya bukan karena takut atau ingin mengambil hati penjajah. Jawaban itu sesuai dengan kebenaran bahwa pemerintah dan pemimpin ditentukan oleh Allah yang memiliki kuasa atas bumi (Sir 10:4-5).

Oleh karena itu, ketaatan kepada pemimpin mengandung ketaatan kepada Allah.

Bagaimana dapat mengisi kemerdekaan yang dianugerahkan Tuhan ini.

  • Tunduk dan taat kepada pemimpin.
  • Tidak menyalahgunakan kemerdekaan bagi kepentingan diri maupun kelompok.
  • Menghormati dan menghargai pemimpin.

Semua itu mengandung makna adanya kasih, pemberian dukungan dan kepercayaan kepada yang memimpin dengan tujuan terciptanya negara yang tertib, teratur, masyarakat yang damai sejahtera lahir batin, bahagia, adil dan makmur. Masyarakat yang cerdas dan berhati nurani bersih, bersatu dan saling menghormati perbedaan.

Terjadi seperti nubuat dalam Yesaya 11:6-8.

(Semoga ini bukan hanya impian siang hari si Godot).

Sebagai renungan di hari kemerdekaan ini: sudah demikiankah keadaan negeriku sekarang ini?

Partisipasi apa yang dapat kupersembahkan agar impian Si Godot terwujud?

Setiap pribadi Indonesia, yang memimpin maupun yang dipimpin diberi tanggung jawab untuk membangun negara seperti yang diimpikan Si Godot.

Oleh karena itu, marilah kita berseru:

Jangan cabik Merah Putih-ku!

Jangan runtuhkan harapan seluruh keturunan-ku!

Jayalah Indonesia-ku!

Doa: Bagi-Mu Tuhan seluruh hidupku, permuliakanlah diri-Mu melalui aku, agar tergenapi seluh rencana-Mu. Sampai seluruh bumi Indonesia dipenuhi kemuliaan-Mu. Amin. (JN)

Image result for 72 tahun

Share This :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
×