SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Rabu 26 April 2017

Bacaan: Kis. 5:17-26; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Yoh. 3:16-21

“tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah” (Yoh 3:21)

Suatu hari seorang teman update status di Instagram berbunyi, “Seharusnya kaum wanita saling mendukung satu sama lain daripada saling membenci dan iri hati.” Mungkin ia sedang mengalami dibenci oleh seseorang karena iri hati kepadanya. Memang teman saya ini tergolong multitalented person. Tidak heran banyak orang iri hati kepadanya.

Saling benci dan iri hati menandakan bahwa manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, dan ini merupakan hukuman karena ketidakpercayaan manusia kepada Tuhan Allah yang telah mengirim putera-Nya untuk menyelamatkan manusia. Sehingga manusia tidak dapat datang kepada terang tetapi justru datang kepada kegelapan agar supaya dapat menyembunyikan perbuatan-perbuatannya yang jahat.

Yesus datang ke dunia untuk membawa terang. Apakah Saudara percaya? Percaya berarti bukan sekedar di bibir atau perbuatan ibadah atau pelayanan yang dilakukan sebagai rutinitas belaka. Percaya berarti mempunyai gaya hidup sehari-hari yang mencerminkan kebenaran. Sabda Tuhan adalah kebenaran. Bagaimana gaya hidup ‘lectio divina’ Saudara?

Bayangkan, Saudara adalah anak seorang kaya raya, dan suatu hari ia mati dan meninggalkan warisannya melalui surat wasiatnya. Namun Saudara sebagai sang anak tidak pernah membaca surat wasiat tersebut atau Saudara membaca tetapi hanya setengah-setengah. Kitab Suci adalah surat wasiat Bapa yang isinya adalah kebenaran untuk datang kepada terang itu.

Doa: Ya Roh Kudus, berkobarlah dalam hati kami untuk tekun dan setia ber-’lectio divina’ setiap hari. Kami mau datang kepada terang Yesus, sehingga tidak ada ruang gelap sedikit pun dalam hati pikiran dan perbuatan kami. Amin. (ppt)

Image result for john 3:19

×